Thursday, June 26, 2008

Tarian Naga dan Barongsai


Budaya, Entertaiment dan Keagamaan

Pada awalnya, tarian barongsai ini tidak pernah dikaitkan dengan ritual keagamaan manapun juga, tetapi akhirnyamasyarakat Tionghoa percaya, bahwa barongsai itu dapat mengusir hawa-hawa buruk dan roh-roh jahat. Dari situ timbullah budaya tarian naga dan barongsai dimanfaatkan atau bersinergi dengan lembaga keagamaan.

Walaupun demikian, pada saat sekarang ini sudah ada aliran modern lainnya yang tidak mengkaitkan dengan upacara keagamaan sama sekali, karena mereka menilai barongsai hanya sekedar asesories untuk nari atau media entertainment saja. namun biasanya masyarakat tionghoa menggelar barongsai dan tarian naga disaat Imlek.

Barongsai sebenarnya sudah populer sejak zaman periode tiga kerajaan (Wu, Wei & Shu Han) tahun 220 – 280 M. Pada saat itu ketika raja Song Wen sedang kewalahan menghadapi serangan pasukan gajah Raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Panglimanya yang bernama Zhing Que mempunyai ide yang jenius dengan membuat boneka-boneka singa tiruan untuk mengusir pasukan raja Fan. Ternyata usahanya itu berhasil sehingga sejak saat ini mulailah melegenda tarian barongsai hingga kini.

Sedangkan Tarian naga (liong) disebut “Nong Long”. Binatang mitologi ini selalu digambarkan memiliki kepala Unta, bertaring Serigala dan bertanduk Menjangan. Naga di Cina dianggap sebagai dewa pelindung, yang bisa memberikan rejeki, kekuatan, kesuburan dan juga air. Air di Cina merupakan lambang rejeki, karena kebanyakan dari mereka hidup dari bercocok tanam, maka dari itu mereka sangat menggantungkan hidupnya dari air. Semua kaisar di Cina menggunakan lambang naga, maka dari itu mereka duduk di singgasana naga, tempat tidur naga, dan memakai pakaian kemahkotaan naga. Orang Cina akan merasa bahagia apabila mendapatkan seorang putera yang lahir di tahun naga.

Kita bisa melihat apakah ini naga lambang dari seorang kaisar ataukah bukan dari jumlah jari di cakarnya. Hanya kaisar yang boleh menggunakan gambar naga dengan lima jari di cakarnya, sedangkan untuk para pejabat lainnya hanya 4 jari. Bagi rakyat biasa yang menggunakan lambang naga, cakarnya hanya boleh memiliki 3 jari saja. Naga itu memiliki tiga macam warna, hijau, biru dan merah, dari warna naga tersebut kita bisa melihat kesaktiannya. Naga warna kuning ialah naga yang melambangkan raja.

Mengenal Wu Xie (Permainan Barongsai)

Setelah dibelenggu oleh Orba selama tiga dekade lebih, pada era reformasi barongsai bangkit kembali. Permainan ini pun seperti jamur tumbuh di musim hujan. Khususnya di Indonesia. lalu bagaimana asal-usulnya. Banyak cerita yng mendukung keberadaan barongsai.

Permainan ini berasal dari China Daratan yang dibawa masyarakatnya dalam perantauan ke Nusantara, maka berbaurkan kata Barongsai, khas Indonesia berasal dari dua kata yakni ; Barang = singa-singaan (Bali) dan Sai= Singa (dialek Hok Kian dan Tio Ciu). Di sebut suku Tio Ciu juga Hong Sai, suku Hakka menamakan permainan Barongsai = Tsam Sie Theu. Permainan ini sejak Dinasti '"Sam Kok'' Tiga Kerajaan (220-280 AC) sudah ada cerita dari mulut ke mulut. Pada zaman Selatan-Utara (Dinasti Sung, Qi Liang Chen, 420-589 AC) sudah dimainkan secara umum oleh semua lapisan masyarakat termasuk perajurit.

Menurut cerita dari buku '' Festival Tradisi Budaya Hina '' karangan Dr . Kai Kuok Liang di Shanghai RRC. Singa asalnya datang dari bagian Barat daratan China (Prop. Xin Chiang). Waktu itu dinaiki oleh Pangeran Bun Cu Phu Sak serta membawa ajaran Budha ke Tiongkok (zaman Lima Dinasti-Han, 947-950 AC). Sedangkan ada cerita yang lain, bahwa pada Dinasti Xie Han (206-BC-24 AC) Kekaisaran Han Bu Tie mengutus Menteri Chang Chiau ke bagian Barat Tiongkok (Asia dekat) dan sewaktu pulang dari sana Menteri Chang Chiau membawa pulang burung merak serta seni budaya permainan singa.

Untuk memastikan versi mana yang benar, sulit untuk dipastikan. Karena dua-duanya berdasarkan cerita, tergantung kepercayaan masing-masing. Sebab ada cerita juga, sejak abad ke-5, pada dinasti Sung, prajurit-prajurit sudah ada yang pintar bemain singa (barongsai). Tetapi yang pasti, pada dinasti Thang (618-907 AC) permainan barongsai sudah ada di istana Kaisaran Thang yang bermarga Lie yang juga dimainkan ke semua lapisan masyarakat pada hari-hari raya dan pesta.

Dalam perjalanan waktu ini, permainan barongsai di China Daratan terbagi 2 aliran yaitu:

1) Aliran Utara, yang dinamakan Bu-Xie, permainan agak keras terselubung kungfu. Dipandu oleh seorang Sa-Bo dimana singa itu akan diarah. Termasuk Tshai-Tshiang (petik hijau).Sebagai perangsang dislipkan Ang-Pau berisi uang.

2) Aliran Selatan dinamakan Bun-Xie, permainan agak bermakna seni, lemah lembut disertai lelucon, kesenian permainan Bun-Xie ini bermula di propinsi Quang-Tung, Selatan daratan China. Kemudian menyebar ke negara-negara Selatan termasuk Asean . Maka pada hari Raya dan pesta Barongsai di-undang bermain pada peresmian gedung, rumah baru, pesta festival-festival dan lain sebagainya, untuk maksud tujuan ini. Sehingga seni budaya permainan barongsai dapat dilestarikan secara turun temurun.

No comments:

Powered By Blogger